Jumat, 26 Juni 2009

Tabuik Pariaman Mendunia


Antara Tabuik di Pariaman dan Taksiyah di Iran memiliki kesamaan: ritual untuk memperingati kematian Imam Hussein. Maka, wajar bila Tabuik dapat dibuat mendunia sebagaimana Taksiah di Iran.

Duta Besar Iran untuk Indonesia, Behrooz Kamalvandi, larut dalam kegembiraan dan keriangan massa dalam Festival Tabuik di Kota Pariaman, Minggu (11/1) lalu, yang dihadiri sekitar 90.000 orang. Sang Duta Besar dan masyarakat menyaksikan dua buah tabuik atawa keranda setinggi 13 meter itu yang masing-masing diangkat oleh 20 lelaki. Para lelaki itu menggoyang-goyang, memutar-mutar, dan mengarak tabuik dari pusat kota menuju pantai. Lalu, selusin pemain gendang tasa menepuk irama, mengiringi setiap liukan tabuik, dentamnya membangkitkan semangat. Di antara irama gendang terselip teriakan keras “Hoyak Hussein!” (angkat Hussein, red.).

Festival Tabuik adalah perayaan Hari Asyura (10 Muharam) yang ditujukan untuk mengenang kematian Imam Hussein di Kota Pariaman, Sumatra Barat. Perayaan Tabuik kali ini berbeda dibanding tahun sebelumnya lantaran dihadiri duta besar Iran, wartawan TV dari Iran, gubernur Sumatra Barat Gamawan Fauzi, dan Direktur Jenderal Destinasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Firmansyah Munandar.

“Perayaan Asyura untuk memperingati kematian Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW, di padang Karbala di Pariaman ini mirip dengan perayaan Taksiah di Iran,” kata Behrooz. Menurut Behrooz, di Iran beragam acara diadakan untuk memperingati kematian Imam Hussein, tapi dirinya terheran-heran ada festival sejenis yang dihelat jauh dari negerinya. Sebab itulah, Behrooz berencana mengusulkan penelitian mengenai tabuik di Pariaman dan hubungannya dengan perayaan Asyura di Iran. Dia juga berjanji akan menyaksikan Festival Tabuik tahun depan.

James Hellyward, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatra Barat, mengatakan selama ini Festival Tabuik hanya didatangi wisatawan lokal dari Sumatra Barat dan belum digarap untuk wisatawan asing. Festival Tabuik ini baru masuk kalender acara wisata Sumatra Barat, belum menjadi kalender acara wisata nasional. Maka, dipikirkanlah cara agar tabuik Pariaman dikenal di dunia Internasional. Langkah awal dilakukan Pemprov Sumatra Barat dengan menyertakan tabuik Pariaman dengan Reog Ponorogo untuk mewakili Indonesia di Washington DC dalam Cherry Blossom Festival atau Festival Bunga Sakura pada April 2006 lalu.

Namun, tabuik belum mendunia lantaran belum ada promosi rutin yang terorganisasi rapi. Nah, melalui kerja sama dengan pemerintah Iran, Pemprov Sumatra Barat berharap tabuik mulai mendunia mengingat potensi Festival Tabuik memang besar. “Puluhan ribu orang dari pelosok Sumatra Barat dan perantau datang ke Pariaman hanya ingin melihat Festival Tabuik ini,” kata James.

Selama 14 hari, prosesi tabuik dihadiri sekitar 6.000 orang per hari dan 90.000 orang pada puncak acara. “Jika pengunjung membelanjakan uang Rp 20.000 saja per orang, dalam sehari beredar Rp 3,3 miliar kepada pedagang kecil di Pariaman,” kata Mukhlis, Wali Kota Pariaman.

Agar potensi itu kian besar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatra berencana menyandingkan dua festival sekaligus, yakni Festival Tabuik dengan Taksiah. Untuk itu, mulai tahun depan Tabuik Pariaman dibawa ke Iran, sebaliknya Taksiah atau Tabut Iran diarak bersama di Kota Pariaman. Selain itu, Dinas Pariwisata juga berencana membuat Rumah Tabuik atau semacam Museum Tabuik di Pariaman agar wisatawan bisa menyaksikan bagaimana prosesi pembuatan tabuik.

“Kedatangan Dubes Iran dan rombongan itu merupakan tindak lanjut promosi pesta budaya Tabuik yang kami lakukan beberapa waktu lalu. Promosi sendiri dilakukan ke sejumlah negara, termasuk ke Iran yang merupakan negara asal tradisi ritual tabuik,” kata James.

Sebelumnya, Pemprov Sumatra Barat memang datang menemui Dubes Iran di Jakarta untuk mempromosikan tabuik. Usai menyaksikan film dokumenter tabuik, Behrooz terheran-heran dan kagum, ternyata budaya ritual kaum syiah Iran dalam memperingati wafatnya Hussein cucu Nabi Muhammad SAW juga dilaksanakan di negeri yang jauh dari negara asalnya, Iran.

0 komentar:

Posting Komentar